Jumat, 16 September 2022
Tawangsari, Sukoharjo - Pupuk organik cair milik Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) menunjukkan adanya selisih kenaikan hasil 26% di lahan pertanian padi di Kabupaten Sukoharjo.
Mengutip berita dari Solopos.com, Inspektur Jendral Kementerian Pertanian (Irjen Kementan), Jan Samuel Maringka, melakukan pengawasan on the spot hasil panen padi Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Pengecekan itu bertujuan memastikan kebenaran hasil ubinan yang berada di atas rata-rata.
Pengecekan dilakukan di RT 003/RW 002, Dukuh Bangun Asri Desa Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo, Senin (12/9/2022). Hasil ubinan menunjukkan adanya selisih kenaikan 26% untuk tanaman yang menggunakan pupuk organik cair milik Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN).
Kami melihat ada keberhasilan di sini. Kami juga membawa kementerian untuk menguji bahwa ini laporan sebenarnya. Kemudian nanti akan kami kembangkan, kami sampaikan kepada pimpinan,” terang Irjen Kementan, Jan saat ditemui di lokasi kegiatan, Senin sore.
Dalam kegiatan itu dia memastikan ubinan padi yang dilakukan atas kolaborasi dari Pemda Sukoharjo, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), dan Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) sesuai dengan yang dilaporkan. Sebagai tambahan informasi, ubinan adalah salah satu cara memprediksi jumlah produksi padi yang masih ada di lahan melalui penentuan sampel, pengukuran, dan penimbangan.
Dia membeberkan hasil laporan yang diterimanya, hasil panen mencapai 9,5 ton/hektare, 10 ton/hektare hingga 11 ton/hektare yang menunjukkan angka di atas rata-rata setelah penggunaan pupuk organik tersebut.
“Ternyata hasil diskusi dari petani dan SMPN, [pupuk] ini berasal dari limbah jamu. Kalau untuk manusia daya tahan cukup [karena jamu], tidak menutup kemungkinan limbah itu juga menyehatkan pertanian kita. Kalau memang berhasil di wilayah Sukoharjo, bukan tidak mungkin akan kami kembangkan di berbagai wilayah lain. Kehadiran kami sebatas pengawasan on the spot,” ujarnya.
#sidomunculpupuknusantara #sidomunculherbal #petaniorganik #padisukoharjo